Saya baru saja mengikuti materi coaching untuk supervisi akademik, yang merupakan bagian akhir dari materi di modul 2 dalam pelatihan pendidikan guru penggerak dan saya merasa sangat terinspirasi dengan materi pembelajaran yang baru saja saya peroleh. Saya belajar banyak tentang bagaimana menjadi seorang coach yang efektif, dan bagaimana melatih guru-guru dalam konteks supervisi akademik.
Saat saya mengikuti alur belajar materi tersebut, saya merasakan banyak emosi yang berbeda. Saya merasa senang dan antusias ketika belajar tentang teknik coaching, namun sekaligus merasa sedikit khawatir karena saya merasa masih belum memahami sepenuhnya cara menerapkan teknik tersebut dalam konteks supervisi akademik. Saya merasa lega ketika saya berhasil memahami dan menerapkan konsep tersebut.
Saya merasa bahwa keterlibatan saya dalam proses belajar sudah cukup baik. Saya mengajukan banyak pertanyaan kepada peserta lainnya, dan saya berusaha untuk terus memperhatikan setiap detail dan nuansa yang diberikan selama proses coaching. Saya juga mencatat catatan dan membuat daftar tindakan yang akan saya lakukan setelah coaching berakhir.
Namun, saya menyadari bahwa saya perlu lebih banyak latihan dan pengalaman dalam menerapkan teknik coaching dalam konteks supervisi akademik. Saya juga perlu lebih memperhatikan cara saya berkomunikasi dengan guru-guru dan menjadi lebih fleksibel dalam pendekatan coaching saya. Saya juga perlu lebih terlibat dalam diskusi dan interaksi dengan instruktur dan teman-teman sekelas, sehingga saya dapat memperoleh pemahaman yang lebih dalam tentang topik yang dibahas.
Coaching ini sangat erat kaitannya dengan kompetensi dan kematangan diri pribadi saya. Saya belajar untuk lebih sabar dan sensitif terhadap kebutuhan dan harapan guru-guru dalam konteks supervisi akademik. Saya juga belajar untuk menjadi lebih reflektif dan kritis terhadap tindakan dan pendekatan coaching saya, sehingga saya dapat terus berkembang dan menjadi coach yang lebih efektif di masa depan. Dalam proses belajar ini, saya memperoleh wawasan baru tentang bagaimana melaksanakan supervisi akademik yang efektif dan membantu guru-guru untuk mencapai tujuan mereka. Hal ini akan membantu saya dalam memimpin dan mengembangkan tim pengajar yang lebih baik di masa depan. Selain itu, proses belajar ini juga membantu saya meningkatkan kematangan diri pribadi, terutama dalam hal mengatasi tantangan dan melepaskan diri dari zona nyaman.
Setelah belajar modul coaching untuk supervisi akademik, saya pun mulai merenungkan bagaimana konsep dan teknik coaching dapat diterapkan dalam konteks Calon Guru Penggerak (CGP). Saya mencoba untuk memunculkan beberapa pertanyaan kritis yang terkait dengan materi, seperti bagaimana cara melatih para guru untuk menjadi coach yang efektif, dan bagaimana menangani resistensi atau ketidakpercayaan dari beberapa guru terhadap supervisi akademik.
Saya juga mulai mengolah materi yang dipelajari dengan pemikiran pribadi, mencari wawasan baru yang mungkin belum pernah terpikirkan sebelumnya. Sebagai contoh, saya menyadari bahwa supervisi akademik dapat menjadi kesempatan yang baik untuk membangun hubungan saling percaya antara guru dan manajemen sekolah, dan bagaimana teknik coaching dapat membantu memperkuat hubungan tersebut. Termasuk bagaimana coaching ini jika diterapkan pada siswa, bahwa coaching tidak hanya sebatas coaching guru, tapi juga untuk coaching akademik khususnya siswa.
Setelah itu, saya menganalisis tantangan yang mungkin dihadapi oleh CGP dalam menerapkan konsep coaching dalam konteks supervisi akademik. Misalnya, CGP mungkin akan menghadapi tantangan dalam mengubah paradigma supervisi yang selama ini lebih bersifat evaluatif menjadi lebih bersifat pengembangan, juga adanya tantangan resistensi atau ketidakpercayaan dari beberapa guru terhadap coaching supervisi akademik.
Saya mencoba untuk memunculkan alternatif solusi terhadap tantangan yang telah diidentifikasi. Misalnya, mengadakan coaching khusus bagi guru dan manajemen sekolah atau berbagi tentang teknik coaching dan bagaimana menerapkannya dalam konteks supervisi akademik. Selain itu, CGP juga dapat memperkenalkan supervisi akademik yang bersifat formatif, sehingga para guru merasa lebih terbuka dan bersemangat untuk mengembangkan diri. Berbagi pengalaman praktik baik dari coaching pun dapat menjadi salah satu alternatif solusi tantangan tersebut.
Setelah belajar modul coaching untuk supervisi akademik, saya pun menyadari adanya koneksi antara pembelajaran yang baru saja saya peroleh dengan pengalaman masa lalu, ketika saya menjadi guru yang belum kenal dengan coaching. Saya ingat betapa pentingnya feedback yang konstruktif dan pengembangan diri dalam meningkatkan kualitas pengajaran. Namun, pada saat itu, saya merasa kurang mendapatkan dukungan dan coaching yang cukup dari manajemen sekolah. Dalam konteks supervisi akademik yang lebih memperhatikan pengembangan diri, saya merasa terdapat peluang untuk menerapkan konsep coaching dalam memberikan dukungan dan coaching yang lebih efektif bagi para guru.
Saya juga merenungkan bagaimana penerapan coaching dalam supervisi akademik dapat memberikan dampak yang positif di masa mendatang, seperti meningkatkan kualitas pengajaran dan memperkuat hubungan kerja sama antara guru dan manajemen sekolah. Saya berharap bahwa dengan penerapan teknik coaching, para guru akan semakin terinspirasi untuk meningkatkan kinerja mereka dan terbuka terhadap masukan dan saran yang diberikan. Saya yakin bahwa dengan belajar modul coaching ini akan membantu saya dalam menerapkan konsep supervisi yang saya pelajari dalam pekerjaan saya sebagai guru penggerak di masa mendatang. Saya berencana untuk menggunakan keterampilan dan wawasan yang saya peroleh dari modul ini untuk membantu meningkatkan kinerja siswa dan guru di sekolah saya.
Saya juga melihat adanya konsep atau praktik baik dari modul yang telah dipelajari sebelumnya yang dapat diimplementasikan dalam konteks supervisi akademik, seperti pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial dan emosi. Pembelajaran berdiferensiasi dapat membantu supervisor untuk memahami kebutuhan dan kecenderungan masing-masing guru, sehingga dapat memberikan dukungan dan coaching yang lebih efektif. Sedangkan pembelajaran sosial dan emosi dapat membantu supervisor dalam membangun hubungan saling percaya dan meningkatkan keterlibatan guru dalam proses supervisi.
Seorang coach di sekolah memiliki peran yang penting dalam membantu guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran yang optimal. Dalam konteks pembelajaran berdiferensiasi, coach dapat membantu guru dalam mengidentifikasi kebutuhan dan kecenderungan belajar siswa, dan membantu merancang strategi dan taktik pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan individu siswa. Coach juga dapat membantu guru dalam mengembangkan bahan ajar yang beragam dan bervariasi agar dapat mengakomodasi kebutuhan belajar yang berbeda-beda dari setiap siswa.
Dalam konteks pembelajaran sosial dan emosi, coach dapat membantu guru dalam membantu siswa untuk memahami dan mengelola emosi mereka, dan meningkatkan keterampilan sosial mereka. Coach dapat membantu guru dalam merancang dan mengimplementasikan kegiatan pembelajaran yang dapat membangun keterampilan sosial dan emosional siswa, seperti kegiatan berkolaborasi, memecahkan masalah, dan mengelola konflik. Selain itu, coach juga dapat membantu guru dalam memilih dan menggunakan alat dan teknik yang tepat untuk memonitor dan mengevaluasi perkembangan sosial dan emosional siswa.
Dalam paket modul 2, pembelajaran berdiferensiasi dan pembelajaran sosial dan emosi saling berkaitan, karena keduanya menekankan pentingnya memahami kebutuhan belajar dan perkembangan siswa secara individu. Coach dapat membantu guru untuk menerapkan strategi dan taktik pembelajaran yang berbeda untuk setiap siswa, dengan mempertimbangkan kebutuhan dan kecenderungan belajar mereka, dan juga membantu siswa untuk meningkatkan keterampilan sosial dan emosional mereka, sehingga dapat mencapai kesuksesan akademik dan personal
Terakhir, saya menyadari bahwa informasi yang didapat dari orang atau sumber lain di luar bahan ajar CGP juga dapat membantu dalam mengembangkan pemahaman tentang coaching dan supervisi akademik. Saya berencana untuk berdiskusi dengan para guru dan supervisor dari sekolah lain untuk mendapatkan perspektif dan pengalaman yang berbeda, serta memperkaya wawasan saya tentang penerapan coaching dalam supervisi akademik.
No comments:
Post a Comment